Bagian ini adalah bagian paling menarik untuk dibagi, bagian
paling sederhana tapi terlalu banyak kisah di dalamnya, dan bagian yang paling
ingin aku ceritakan kepada setiap mereka yang tidak terlalu mengindahkan makna
persahabatan.
Setiap remaja pada umumnya pernah merasakan keindahan yang
sama seperti apa yang ingin aku ceritakan dalam tulisan ini. Persahabatan, kebersamaan,
lelucon, kekonyolan, dan.. euforia masa SMA. Ada sebagian orang mengatakan,
tidak ada yang lebih indah selain masa SMA. Sepertinya benar. Jika hidup di-ibaratkan
dengan berbagai macam warna, maka masa SMA itu seperti warna paling terang
diantara semua warna tersebut.
Apa yang membuat masa SMA menjadi bagian terindah ? adalah
mereka yang kita sebut sahabat. Thank god, i have them. Aku punya mereka yang
sampai sekarang masih aku sebut sahabat. Mereka yang dua tahun lalu, dulu,
kemarin, sampai saat ini dan akan tetap selamanya aku panggil sahabat. Mereka layak,
pantas, dan berharga.
Aku ingat setiap detail pertemuan kami, setiap kisah yang
kami torehkan bersama, setiap kebodohan yang melahirkan gelak tawa.
Persahabatan kami bermula dari pertengahan 2009. Saat itu
kami berada di kelas yang sama. Kelas yang semula dianggap unggulan karena banyak
siswa yang berprestasi, kemudian berubah menjadi kelas yang ‘non unggul’ karena
berbagai macam cerita konyol di dalamnya. Hah, tapi kami tetap bangga. Bangga
dengan bagaimana cara kami bisa dipertemukan. Karena dari sanalah persahabatan
kami yang indah ini dilahirkan. Persahabatan yang lahir bukan dengan banyak
kesamaan hobi atau karakter dari masing – masing kami, melainkan lahir dari
berbagai perbedaan yang kemudian dirasa indah bila dipersatukan. Muhammadiyah
1, terimakasih telah menjadi pelabuhan kapal persahabatan kami. Terimakasih untuk
memberikan peraturan yang walau sering menjengkelkan namun akan selalu memberikan
kerinduan mendalam setiap kami mengingat bagaimana kami SMA dulu.
Seberapa indah sebuah persahabatan bila apa yang ada dalam
kehidupan pernah anda lalui bersama sahabat ? Seindah itulah persahabatan kami.
Kami tertawa bersama, pun menangis bersama. Tertawa sudah menjadi bagian paling
biasa yang hampir tiap menit kami lakukan ketika kami bersama. Tapi menangis ?
seingat ku, kami pernah sekali melakukan hal serupa dengan alasan bodoh nan
lucu. Kami pernah disidang habis – habisan oleh guru yang paling disegani se-sekolah
hanya gara – gara sepele. Hanya karena kalender. Ah, malu sekali rasanya.
Kalian tau ? sahabat – sahabatku itu sebenarnya adalah orang
– orang yang berprestasi. Aku lupa seberapa sering aku mencontek jawaban mereka,
dan seberapa sering kami berbagi kunci jawaban serta saling bekerja sama saat
ujian berlangsung. Ya.. persahabatan kami tidak pernah mengenal persaingan. Yang
kami tau, sejauh hal itu bisa dilakukan bersama, maka akan kami lakukan
bersama. Bukan kami tidak mengedepankan prestasi, tapi bagi kami berbagi adalah
kebahagiaan yang sejati.
Aku ingin selalu menjadi bagian dari hidup mereka. Untuk menjadi
orang yang tertawa mendengar lelucon mereka, untuk tersenyum bangga melihat
kesuksesan mereka, untuk bersedia meminjamkan pundak untuk melayani kelelahan
mereka, untuk bersedia menawarkan tisue dan menghapus air mata mereka. Aku mau,
dan ingin.
Kelak mungkin aku akan rela meninggalkan kesibukan ku untuk
sekedar menghadiri pesta pernikahan mereka. Untuk mengucapkan selamat wisuda
kepada mereka, atau selamat atas pekerjaan baru mereka. Kelak mungkin, aku akan
mengetuk pintu rumah baru mereka bersama anak – anakku nantinya. Berkumpul,
bercerita, masak bersama, nonton dvd dengan film – film pembunuhan atau
misteri, menjerit di ruang Movie Box, bergoyang di ruang karaoke, dan melakukan
semua hal yang pernah kami lakukan semasa SMA dulu.
Mereka berhasil memberikan warna-warni masa remaja ku. Mereka
itu.. seperti mejikuhibiniu-nya putih abu – abu ku. Mereka berharga. Dulu,
sekarang, dan selamanya. No one can understand me quite like they do. Semoga
kelak, waktu dan jarak tidak begitu jahat untuk memisahkan kita. Semoga kita
selamanya, sahabat. ;;)
0 komentar:
Posting Komentar